Website created in white label responsive website builder WebWave.

konsultan lean six sigma

Business Transformation Begins with the Clarity of the Leader

28 June 2021

Saat ini kita sedang banyak mendengar adanya trend mengenai perubahan pola kerja menuju Work 2.0. Dipadu dengan perkembangan teknologi dan perubahan kebiasaan pelanggan yang sekarang serba online, maka transformasi bisnis sudah menjadi suatu hal yang wajib mulai dipikirkan di organisasi kita.

 

Kita semua mungkin sudah sadar mengenai hal ini, akan tetapi ada 3 hal yang biasanya kita khawatirkan: Pertama, kita takut membuat keputusan arah yang salah. Kedua, kita tidak yakin akan mendapatkan hasil yang baik, atau malah ada resiko keadaan jadi memburuk. Ketiga, kita tidak tahu mau memulai dari mana, dan bagaimana mendorong perubahan itu sendiri hingga menjadi kenyataan.

 

Berdasarkan pengalaman kami di dua dekade terakhir, di mana kami telah membantu beberapa perusahaan melakukan transformasi, sudah jelas sekali pentingnya peran pemimpin dalam kesuksesan inisiatif dalam setiap organisasi. Tiga hal penting yang setiap pemimpin perlu siapkan dalam memimpin transformasi bisnis di organisasinya: Clarity, Attitude, dan Engagement.

 

Pertama dan paling penting yang akan kita bahas dalam artikel ini, adalah Clarity atau Kejelasan. Dalam proses perubahan, setiap organisasi pasti akan melewati masa-masa pencobaan. Kendala satu dan lain hal mulai bermunculan. Penolakan mulai bertumbuh. Seorang pemimpin perlu memiliki rasa percaya diri terhadap dirinya dan terlebih lagi terhadap keyakinan akan inisiatif itu sendiri. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri inilah, seorang leader perlu memiliki tingkat Kejelasan yang tinggi. Kejelasan yang dimaksud di sini ada 3 hal: Clarity of Current Reality, Clarity of Needs, dan Clarity of Relationship.

 

 

Dengan perkataan lain, seorang pemimpin perlu tahu di mana kita saat ini berada, ke mana kita perlu menuju, dan bagaimana kita akan menuju ke sana.

 

Untuk mengetahui di mana saat ini kita berada, yang paling penting untuk dimiliki adalah keterbukaan. Ketika kita sudah terbuka untuk menerima informasi, selanjutnya cukup mudah. Di setiap organisasi yang kita lihat, tidak ada satu organisasi pun yang kekurangan data untuk memahami di mana mereka berada. Focus group discussions, survey kepuasan pelanggan, dan tentunya medsos analysis akan mampu memberikan informasi lengkap mengenai pelanggan, dan secara internal, kita bisa melakukan observasi lapangan langsung (gemba) dan mengumpulkan data apa saja yang dibutuhkan tanpa kesulitan.

 

Untuk mengetahui ke mana kita perlu menuju, dibutuhkan kemampuan analisa yang lebih mendalam. Di sini peran problem solving methods, statistical analysis, design of experiments bisa lebih terasa. Selain itu, tujuan yang diarah bisa kita bagi ke dalam beberapa milestones, sehingga kita akan lebih mudah menyesuaikan kondisi sesungguhnya dan merubah arah sesuai kebutuhan dalam perjalanan transformasi kita.

 

Untuk mengetahui bagaimana kita akan menuju ke sana, dibutuhkan people skill yang terlatih. Di sinilah pentingnya pillar respect for people seperti yang dianut oleh Toyota, dan bagaimana kita mengolah policy dan infrastructures dari organisasi kita untuk mendukung inisiatif yang dilakukan. Conflict resolution dan stakeholder management strategy memegang peranan penting dalam mengevaluasi relationship yang ada dalam organisasi, dan bagaimana mendorong semua pihak ke arah yang diinginkan.

 

Masih banyak yang bisa dibahas mengenai change leadership di suatu organisasi. Akan tetapi kita bisa mulai dari langkah pertama: develop your clarity of your journeyIs it going to be worth it?