Website created in white label responsive website builder WebWave.

konsultan lean six sigma

Business Transformation Needs Leader's Authenticity

06 July 2021

Seperti yang pernah kita diskusikan beberapa waktu lalu, transformasi bisnis membutuhkan peran seorang pemimpin yang memastikan arah, mendorong organisasi, dan menciptakan suasana yang kondusif untuk perubahan yang diinginkan.

 

Clarity, attitude, dan engagement adalah 3 hal yang penting dimiliki seorang pemimpin, khususnya dalam memimpin suatu transformasi bisnis. Clarity merupakan keyakinan diri dari seorang pemimpin mengenai arah dan tujuan dari inisiatif transformasi bisnis, sehingga kepercayaan itu dapat bertumbuh dan disebarkan ke seluruh organisasi. Attitude adalah pola pikir si pemimpin dalam menyikapi semua human relationship dalam perjalanan transformasi di sebuah organisasi. Engagement adalah keterlibatan aktif si pemimpin dalam menggerakan organisasi untuk mencapai transformasi bisnis yang diinginkan.

 

Attitude yang diperlukan untuk secara efektif memimpin inisiatif transformasi bisnis adalah selfless dan authenticSelfless leader mengutamakan kesuksesan tim-nya di atas dirinya sendiri. Authentic leader memiliki tujuan yang jelas untuk organisasi yang dipimpin-nya, dan mencurahkan pikiran dan waktu-nya untuk mencapai tujuan tersebut.

 

Untuk menjadi seorang authentic leader, kita perlu memiliki gambaran diri yang matang. Kita perlu melatih diri untuk selalu paham terhadap emosi dan pikiran yang muncul dalam diri kita setiap saat. Kita juga perlu membangun hubungan yang transparan dengan semua orang dalam organisasi kita. Dan akhirnya, kita perlu memahami dan berkomitmen terhadap nilai personal moral yang kita miliki. John Maxwell pernah menyatakan, "Who we are determines how we see others." Dengan perkataan lain, gambaran diri kita, dan nilai apa yang kita percayai akan mendikte bagaimana kita juga melihat orang lain.

 

Di sinilah perlunya seorang pemimpin melakukan Self Discovery terhadap dirinya sendiri.

 

Setiap pemimpin perlu memahami hal-hal berikut dalam dirinya:

 

  • Drive dan inertia: Apa yang membuat dia bergerak dan bertahan.
  • Perjalanan sampai ke titik saat ini: Usaha yang dilalui, pencapaian dan prestasi yang harus didapatkan, kegagalan yang dialami, dan yang tidak kalah pentingnya - pengorbanan apa (fisik, mental, spiritual) yang harus dilakukan. Semua adalah lukisan hidup yang secara tidak disadari akan menjadi panduan sikap di masa depan.

 

Dari dua hal tersebut kita akan mendapatkan pemahaman lebih lanjut mengenai:

  • Pengalaman manis dan pahit yang kita pernah alami dalam berhubungan dengan sesama. Yang manis akan membuat kita positif, yang pahit akan membuat kita lebih waspada, bahkan bisa ke level yang menciptakan hubungan yang tidak baik ke depannya.
  • Pengalaman manis dan pahit terhadap diri sendiri. Yang manis akan membuat kita lebih mampu untuk transparan dan percaya diri, sementara yang pahit akan membuat kita takut.
  • Pemahaman kita mengenai apa resep sukses, apa tanda-tanda peringatan kegagalan, apa ketakutan kita, dan apa harapan kita terhadap rencana transformasi yang akan kita lalui. 
 
Dengan memahami hal-hal tersebut, kita akan bisa memimpin dengan lebih  authentic, transparan, terbuka, dan mengutamakan kesuksesan organisasi lebih jauh lagi. Tentunya untuk mencapai pemahaman ini perlu sebuah proses, dan mungkin perlu fasilitasi, leadership coaching, dan sejenisnya. Memang sulit, tapi hasilnya akan jauh bermakna untuk perkembangan diri kita ke depannya.