Website created in white label responsive website builder WebWave.
Beberapa saat yang lalu ada diskusi menarik bersama Pak Endi Kustamsi, mengenai pentingnya memahami fakta yang ada, bukan hanya sekedar data. Melihat diskusi tersebut, kita jadi berpikir dan merasa saat ini memang kita perlu mengingat lagi perbedaan antara data dan fakta.
Di jaman di mana informasi bisa didapat serba instant seperti sekarang, seringkali kita secara cepat mengambil kesimpulan dari apa yang kita tangkap melalui panca indera kita dan mengkategorikan kesimpulan kita sebagai Fakta, seperti gambar berikut:
Kenyataan-nya, Fakta itu seringkali tidak muncul sebelum kita lakukan penggalian lebih dalam. Membutuhkan effort lebih banyak bagi kita untuk mendapatkan gambaran lengkap apa yang sebenarnya terjadi, yang menyebabkan Event dan Pattern seperti gambar di atas bisa terbentuk, yang biasa disebut Structure, seperti gambar berikut:
Di sinilah pernah kita sebagai leader CI dan sebagai pihak ketiga untuk memiliki kemampuan fasilitasi, mentoring, dan komunikasi terbuka dalam rangka memperoleh Fakta sesungguhnya. Caranya? Dengan mengasah kemampuan analisa, pola pikir sistemis, dan kecerdasan emosi, dan diawali dengan menghentikan judgment yang terlalu dini terhadap apa pun. Berhenti dan berpikir.
Artikel ini kita akhiri dengan sebuah kutipan (dari sharing artikel juga dari Pak Endi Kustamsi, terima kasih banyak Pak) yang kalau saya terjemahkan secara bebas intinya seperti ini: Jangan menjadi tidak percaya pada "konsultan efisiensi" karena pernah mendengar atau mengalami sendiri hasil yang tidak memuaskan dari "konsultan efisiensi" yang pernah ditugaskan membantu.
"Efisiensi" berarti "kompetensi". Jadi "konsultan efisiensi" yang tidak menghasilkan artinya tidak kompeten. Dan konsultan yang tidak kompeten artinya bukan "konsultan efisiensi" yang sesungguhnya. Cukup menusuk, dan sangat benar. Mari kita sama-sama mengembangkan kemampuan kita agar pada akhirnya bisa menjadi manusia yang lebih kompeten di bidang kita. Cheers!